la5cdBVcJFaCKClaZd870wvmwrwziXBkFqlQB4ZQ
Bookmark

Ketika Anak Menjadi Korban Bullying , Inilah Sikap Yang Harus Orang Tua Ambil

Ketika Anak Menjadi Korban Bullying Inilah Sikap Yang Harus Orang Tua Ambil

Dalam realitas yang semakin kompleks seperti sekarang ini dan juga dengan dukungan media sosial yang makin berkembang dan menghilangkan batasan dalam bersosial, sekarang ini tak sedikit anak yang harus menghadapi tantangan berat yang berhubungan dengan fisik bahkan sampai mental, seperti adanya perilaku bullying di platform online baik yang dilakukan oleh teman ataupun dari pengguna media sosial lainnya yang pada dasarnya seringkali yang di bully tidak kenal sekali dengan orang yang membulinya.

Baca : 5 Cara Menghadapi Bullying Dalam Islam Ala Rasulullah

Dalam hal ini orang tua memiliki peran krusial dalam membantu anak dalam mengatasi pengalaman pahit yang di daptkan oleh anak. Orang tua harus selalu meberikan pemahaman pada anak dan selalu mengingatkan pada anak bahwa mereka tidak sendirian dan ada orang tuanyang selalu bisa mendukung mereka dalam menghadapai berbagai masalah yang mereka miliki.

Hal Yang Harus Orang Tua Lakukan Ketika Anak Menjadi Korban Bullying

Ketika anak mengalami perundungan dan pembulyan baik dalam sekolah maupun dalam platform online, orang tua perlu bertindak dengan bijak dan jangan justru menjadi sumbu pendek. Orang tua harus selalu menanamkan jika perlakukan mengintimidasi seseorang adalah perilaku yang buruk dan tidak patut untuk di contoh dan yakinkan juga pada anak bahwa orang tua akan selalu membantunya untuk mencari jalan keluar dan apa yang harus dilakukan bersama.

Baca: Jangan Suka Membandingkan Anak, Ini Efek Buruk Bagi Psikologi Mereka Yang Bisa Terbawa Sampai Dewasa

Berikut ini langkah kongkret yang harus orang tua lakukan ketika anaknya menjadi korban bullying :

1. Membuka Komunikasi Tanpa Menghakimi

Langkah pertama yang perlu orang tua lakukan dalam menghadapi anak yang menjadi korban bullying adalah bisa membuka komuni kasi dengan anak, penting bagi orang tua untuk membuka saluran komunikasi yang tulus dengan anak. Minta anak untuk menceritakan pengalaman mereka, mendengarkan apa yang terjadi tanpa menghakimi, dan menciptakan ruang yang aman dan nyaman untuk berbagi.

Baca: Bahaya menonton sinetron bagi perkembangan mental anak

Membuka komunikasi dengan anak adalah sebuah langkah awal untuk memahami lebih dalam bagaimana anak meresapi kejadian tersebut, dengan langkah ini anak akan lebih tenang, karena sudah mengeluarkan semua unek-unek dan juga keresahan yang dimilikinya, hal ini merupakan hal yang simpel dan terkesan sangat sepele namun menjadi hal yang snagat pentinmg untuk dilakukan.

2. Ajarkan Anak Membela Diri Ketika Di bully

Selanjutnya, ajarkan anak agar bisamembela diri ketika di bully, ajarkan untuk membeladiri tanpa membalas dengan kekerasan, namun jika pembully terlalu ekstrim dalam melakukan bullyingnya dan hanya bisa membela diri dengan melakukan kontak fisik, jangan ragu untuk tetap meminta anak untuk membela diri dan pastikan kamu akan selalu berada di belakangnya untuk membela, ketika anak tidak salah.

Ajarkan pada anak bahwa keberanian tidak selalu harus ditunjukkan melalui perbuatan konfrontasi fisik dan hal ini merupakan opsi terkahir. Memberikan pemahaman bahwa setiap orang punya kelebihan dan kekurangan adalah kunci untuk membentuk rasa empati pada anak, sehingga setiap anak bisa melihat situasi dari sudut pandang yang lebih luas dan tidak mudah terpancing (tidak menjadi sumbu pendek).

3. Berikan Dukungan Moral Pada Anak

Dalam proses ini, menjadi hal penting bagi orang tua untuk selalu memberikan dukungan secara moral pada anak. Jangan hanya memberikan sebuah solusi atau saran melalui kata-kata manis saja, tetapi yakinkan juga pada anak bahwa mereka tidak sendirian dan selalu ada orang tua di belakangnya yang menjadi pendukung. Dorong anak untuk mencari bantuan dari guru, teman, atau pihak sekolah jika diperlukan. Memberikan dukungan moral akan sangat membantu dalam membangun kepercayaan diri anak.

4. Ajarkan Pada Anak Untuk Tidak Membalas Perilaku Bullying Dengan Pembulyan Lagi

Selalu ajarkan anak untuk tidak membully atau membalas dengan bully-an, karena hal ini bisa menjadi sebuah kebiasaan buruk yang bisa memupuk jiwa pembully dalam diri anak. Mengajarkan tentang dampak negatif dari sikap balas dendam, dan mengajarkan tentang nilai-nilai empati dan toleransi pada sesama dapat membantu anak memahami pentingnya menyelesaikan sebuah konflik dengan cara yang positif.

5. Mempupuk Sifat Pemaaf Dan Sabar Pada Anak

Sebagai oarang tua mengambil peran dalam memupuk sifat pemaaf dan kesabaran pada anak juga merupakan sebuah aspek penting dalam membantu anak dalam mengatasi trauma yang terjadi akibat bullying. Orang tua dapat memberikan penggambaran melalui contoh kehidupan nyata di mana kesabaran dan perdamaian bisa membawa hasil yang lebih baik daripada perilaku dendam dan kebencian.

Baca: AQIDAH AKHLAQ MATERI SYUKUR, QONA'AH DAN SABAR

Mengajarkan semua anak untuk tidak terjebak dalam lingkaran negatif akan membentuk karakter kuat saat dewasa dan mengarahkan anak ke arah yang lebih positif. Sebagai orang tua, tentunya tanggung jawab yang dimiliki tidak hanya melindungi fisik anak tetapi juga melindungi kesehatan secara mental dan emosional mereka. Dalam mengambil sikap ketika anak yang menjadi korban bullying, sikap dan tindakan orang tua dapat menjadi sebuah pondasi kuat yang mampu membantu anak mengatasi masa sulit ini dan tumbuh sebagai individu yang kuat dan penuh percaya diri.

Dampak Psikologis Yang Menghantui Korban Bullying

Bullying bukan sekedar perilaku perundungan yang sederhana, bullying ini adalah sebuah realitas yang melibatkan dampak psikologis yang dalam dan sangat serius bagi korban. Dalam memahami betapa merusaknya dampak bullying ini, kita harus melihat lebih jauh dari sekadar luka fisik, karena pada dasarnya luka psikologis justru seringkali bertahan lebih lama bahkan bisa permanent sampai dewasa, berbeda dengan luka fisik yang lukanya akan cepat sembuh seiring dengan berlalunya waktu.

Berikut ini dampak psikologis yang menghantui korban bullying yang perlu kita semua pahami:

1. Hilangnya Rasa Percaya Diri pada Korban Bullying

Salah satu dampak paling mencolok dan paling mudah dikenali adalah terkikisnya kepercayaan diri secara perlahan. Ketika seseorang terus-menerus mengalami bullyingh, ditekan, diejek, atau diisolasi, rasa harga diri mereka akan melemah. Mereka mungkin mulai meragukan kemampuan mereka sendiri, merasa tidak berharga, atau bahkan mengembangkan pandangan negatif terhadap diri sendiri yang mabgakibatnya hilangnya rasa percaya diri.

2. Mengalami Kecemasan Dan Depresi

Korban bullying juga biasanya lebih cenderung mengalami kecemasan yang berlebihan dan depresi. Pengalaman menyakitkan yang di dapatkan dari pembully-an ini dapat menciptakan ketidak amanan dari segi emosional yang bisa berdampak pada kesehatan mental. Seseorang yang di-bully akan merasa terjebak dalam lingkaran gelap yang mengarahkan pada kecemasan yang sulit untuk dilewati, dan merasa tidak mampu menghadapi dunia di sekitarnya.

3. Susah dalam Bersosialisasi

Tidak jarang, korban bullying mengalami sebuah kesulitan dalam hubungan sosial baik sosial real life mauopun sosial dalam platform media sosial. Mereka mungkin akan mengalami kesulitan membangun sebuah ikatan dengan teman sebaya atau bahkan menjalin hubungan interpersonal yang sehat. Ini karena pengalaman negatif yang terus-menerus telah membentuk dinding pertahanan yang sulit untuk dilewati, dan membuat mereka sulit untuk percaya dan membuka diri dengan orang lain.

Baca: Dampak positif dan negatif sosial media bagi penggunanya

4. Sulit Berkonsentrasi Dan Fokus

Selain itu, umumnya prestasi akademis ataupun kinerja korban bullying juga dapat terpengaruh secara signifikan. Korban bullying cenderung kesulitan dalam berkonsentrasi dan fokus, hal ini dapat muncul sebagai hasil dari adanya stres dan tekanan yang terus-menerus terjadi. Ini bisa berarti kesulitan belajar, penurunan nilai dan kinerja, atau bahkan terjadi penolakan terhadap sekolah secara keseluruhan sebagai tempat yang tidak aman.

5. Potensi Munculnya Pikiran Suicidal (Kecenderungan Bunuh Diri)

Dampak yang paling mengkhawatirkan yang mungkin terjadi, karena di anggap sebagai jalan keluar adalah potensi munculnya pikiran dan perilaku suicidal. Beban emosional yang tidak tertahankan dari bullying dapat membawa korban ke titik terendah dalam hidupnya, di mana mereka merasa tidak ada jalan keluar selain mengakhiri hidupnya. Penting bagi kita untuk mengakui bahwa korban bullying merupakan orang yang membutuhkan dukungan dan perhatian serius agar mereka bisa survive dan tidak terjerumus ke dalam jurang kegelapan yang bisa membuat sedih orang sekitar.

Posting Komentar

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan sopan dan sesuai dengan topik pembahasan