la5cdBVcJFaCKClaZd870wvmwrwziXBkFqlQB4ZQ
Bookmark

Bahaya menonton sinetron bagi perkembangan mental anak

 Bahaya menonton sinetron bagi perkembangan mental anak

Jika berbicara tentang sinetron di masa sekarang ini, sudah tak asing lagi, bahkan anak TK pun rasanya juga sudah mengenal dan menikmati sinetron, tanpa tau bahaya yang sedang mengintai mental mereka, apa lagi bagi anak-anak yang masih dalam masa golden age (usia emas) apa yang mereka lihat, itulah yang akan selalu terkam dalam ingatan.

Bahaya sinetron yang kurang mendidik

Dari pengamatan pribadi mimin, sinetron sekarang ini banyak sekali mengandung unsur-unsur yang cenderung negatif (tidak mendidik), karena tak bisa dipungkiri lagi bahwa yang di perioritaskan dalam membuat sinetron sekarang ini adalah share and rating, jika share dan rating bagus, itu akan menjadi ladang yang bagus juga bagi industri pertelevisisn yang sangat menjanjikan, tak perduli konten apa yang ada pada sinetron itu sendiri.
Lalu apa bahayanya, Kanapa ampai membuat judul bahaya sinetron bagi perkembangan mental anak?, bukannya itu terkesan terlalu frontal?. Frontal atau tidak mungkin kamu sendiri yang bisa menilainya.

Jika kamu para pembaca, yang menemukan artikel ini, coba sejenak gunakan hati dan berpikir sejenak, tentang persinetronan di Indonesia, mungkin kalian semua bisa mempunyai pemikiran yang sama dan sejalan dengan apa yang pembuat artikel pikirkan.

Sinetron yang di tonton akan di tiru dan menjadi kiblat bagi anak

Nantinya apa yang ditonton oleh putra-putri kita semua itulah yang akan menjadi kiblat atau panutan gaya hidup mereka, apa yang mereka tonton secara langsung mempengaruhi moral dan ahlak putra-putri kita, mungkin itu akan menjadi bagus, jika yang ditonton adalah konten yang mendidik, bagaimana jika konten yang ditonton justru hal-hal yang bisa merusak moral dan ahlak para putra-putri kita. 
Pertanyaannya, apakah ada sinetron di indonesia yang isinya tayangan yang mendidik?.
Seperti yang bisa di lihat, hampir semua sinetron sekarang terkesan sangat lebay, dan kabanyakan mengandung unsur percintaan, padahal para pemainnya pun terkadang ada yang masih usia SMP, namun harus memerankan karakter yang sebenarnya belum pantas untuk dimainkan oleh anak seusia mereka, dan banyaknya tontonan yang kurang mendidik itulah yang ikut memberikan kontribusi sumbangan besar dalam mendidik moral dan ahlak para putra-putri kita, para generasi penerus bangsa.

Hampir semua sinetron indonesia bertema percintaan dan tidak mendidik

Bagai mana nasib moral dan ahlak anak-anak kita nantinya, jika mereka selalu disuguhi oleh tontonan-tontonan yang tidak mendidik, hanya berisi konten-konten percintaan remaja, atau bahkan belum pantas untuk disebut remaja, karena masih terlalu kecil untuk disebut remaja.

Imbas tontonan yang kurang mendidik seperti itu sangat besar sekali, anak-anak dan remaja akan mengikuti trend yang mereka anggap sedang booming-boomingnya, tanpa mengerti bahaya apa yang akan mengintai mental mereka.
Anak-anak mulai mengerti yang namanya pacaran dan meniru gaya pacaran yang ada disinetron,bahkan juga terkadang ada yang berusaha meniru semua gaya artis yang mereka idolakan, dengan pakaian yang kurang pantas.

Penjelasan lengkap tentang bahaya sinstron bagi perkembangan mental anak

Penjelasan lengkap tentang bahaya sinstron bagi perkembangan mental anak

Mungkin kurang lengkap rasanya jika saya belum menjelaskan secara terperinci bahaya apa saja yang mengancam anak-anak dan remaja saat menonton sinetron, karena jujur saja semua yang saya tulis tadi baru kekesalan pribadi tentang tontonan pertelevisian indonesia yang mimin tumpahkan, dan memang sangat tidak beraturan, karena itulah yang mimin rasakan saat mengamati kehidupan anak-anak dan remaja dilingkungan sendiri.

Sebagian besar anak dilingkungan. mentalnya sudah terdidik oleh sinetron, Tak usah bertele-tele lagi. saya akan menyebutkan apa saja bahaya menonton sinetron yang kurang mendidik bagi perkembangan mental anak.

1. Termotivasi untuk berpacaran

Para putra-putri kita akan termotivasi dengan yang namanya pacaran, karena sebagian besar atau mungkin 99,99% sinetron pasti di bumbui dengan tema dan adegan percintaan, mungkin anak akan merasa malu disekolah jika belum mempunyai pacar, dan akan merasa sangat bangga jika sudah mempunyai pacar.

2. Membuat anak malas belajar

Para putra-putri kita akan menjadi malas dalam pembelajaran dan berangkat mengaji, dan lebih memilih menonton sinetron kesukaannya, karena tidak ingin kelewatan barang satu episode pun dari sinetron yang di sukainya.

3. Anak akan meniru karakter kurang baik yang di lihatnya

Para putra-putri kita biasanya akan meniru karakter dalam suatu sinetron, dan Karakter yang banyak ditirukan biasanya adalah karakter-karakter yang bisa dibilang sangat lebay dalam gaya bicara ataupun tingkahnya, karena mereka menganggap itu lucu dan harus ditiru, namun bagaimana jika justru yang mereka tiru itu yang tertanam dan menjadi satu dengan mereka, tanpa mereka sadari?.

4. Anak-anak lebih cepat dewasa (dengan artian ke arah yang kurang baik)

Para putra-putri kita akan menjadi anak yang terlalu cepat dewasa sebelum waktunya, bisa jadi dari gaya, cara berpakaian, gaya bicara, mulai menggemari make up, mulai merias diri agar bisa tampak seperti artis yang mereka idolakan, sampai mengerti tentang pacaran pada usia yang tidak seharusnya (belum waktunya) karena nalar anak belum sampai ketahap tersebut.

5. Hilangnya ke kritisan berpikir pada anak

Para putra-putri kita akan kekurangan kekritisan dalam berpikir, karena kebanyakan sinetron sekarang ini sangat panjang, bahkan bisa sampai ribuan episode jika rating dan sharenya masih tetap bagus, dan kebanyakan adengannya pun mudah ditebak kemana arahnya, sehingga kurang memancing rasa penasaran anak.

6. Meniru tutur kata yang kurang pantas

Para putra-putri kita akan meniru tutur kata yang terkesan kasar bagi para orang tua, namun menurut mereka kata-kata kasar itu terkesan masih wajar karena banyak dikatakan dalam sinetron, bahkan kata-kata kurang pantas yang di ucapkan justru di anggap lucu dan harus di ucapkan.

7. Anak memiliki kecenderungan untuk meniru adegan kekerasan dan perkelahian

Para putra-putri cenderung akan meniru adegan kekerasan dan pembulian yang ada pada sinetron, sebagai contoh misalnya sinetron anak jajanan, yang dalam sinetronnya banyak menyuguhkan perkelahian antar geng, anak-anak justru malah suka, karena di anggap keren dan layak untuk di tiru.

8. Anak mudah terhanyut dalam alur percintaan pada sinetron

Para putra-putri kita bisa terlalu hanyut dalam alur cerita, Misalnya pada sinetron ganteng-ganteng serigala yang banyak sekali menyuguhkan adengan romantic yang begitu berlebihan, secara tidak langsung memberi sugesti pada anak, anak akan lebih mendambakan mengalami keromantisan disekolah daripada berprestasi, dan yang lebih membahayakan lagi jika ada adegan bunuh diri ketika gagal mendapatkan apa yang di inginkan. Ini akan menanamkan, bahwa bunuh diri merupakan jalan alternative untuk keluar dari permasalahan.

9. Anak banyak menyerap sebuah kelumrahan dalam sinetron

Para putra-putri kita akan menyerap banyak konsep pendidikan moral dalam bersosial dan berinteraksi, sehingga dari sinetron yang ditonton anak bisa menyipulkan seperti gadis cantik itu putih, kurus, langsing, simiskin dan si kaya tidak boleh saling jatuh cinta, suka belajar itu cupu. memakai kaca mata itu juga cupu dan masih banyak lagi.

Bagaimana, Apakah masih bisa tenang-tenang saja meliahat putra-putri tercinta terkena imbas dari tontonan-tontonan yang kurang mendidik?.

Tujuan pembahasan

Tujuan Menulis artikel ini sebenarnya bukan untuk melarang menonton TV dan konten-konten yang tersedia di dalamnya, namun hanya ingin, agar orang tua semua bisa mengontrol apa tontonan yang pantas untuk Para putra-putrinya, dan apa yang tidak pantas, jangan sampai putra-putri lepas dari pengawasan, dan akhirnya menyesal.

Jadilah orang tua yang bijak dan bisa mendidik Para putra-putrinya menjadi anak yang sholeh dan sholihah dan membanggakan orang tua, dan bisa berguna bagi nusa dan bangsa, karena merekalah nantinya yang akan menjadi generasi penerus bangsa dan juga agama.
Posting Komentar

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan sopan dan sesuai dengan topik pembahasan