la5cdBVcJFaCKClaZd870wvmwrwziXBkFqlQB4ZQ
Bookmark

MAKALAH FULL DAY SCHOOL DAN ISU-ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH FULL DAY SCHOOL DAN ISU-ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN ISLAM


Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata kuliah : Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Muhammad Mustaqim, S.Pd.I., MM.

MAKALAH FULL DAY SCHOOL DAN ISU-ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN ISLAM

Disusun oleh :

M. Syafi’ulIrham : 1410120057

As’ad : 1410120053

Purnomo : 1410120067

DurrotunNasihah : 1410120063

Fitria Noor Chasanah : 1410120042


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) 2018


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga pendidikan dipandang sebagai industri yang dapat mencetak jasa yaitu jasa pendidikan. Lewat pendidikan orang mengharap supaya semua bakat, kemampuan dan kemungkinan yang dimiliki bisa dikembangkan secara maksimal, agar orang bisa mandiri dalam proses membangun pribadinya.

Keunggulan sebuah sekolah ditentukan oleh manajemen sekolah tersebut. Salah satu indikasi bahwa pendidikan si suatu sekolah sukses adalah apa yang diberikan kepada murid sesuai dengan kebutuhan siswa dan para orangtua murid, selain itu juga didesain mampu memberikan harapan pasti terhadap masyarakat juga menciptakan manusia yang berkualitas sebagaimana termuat dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.

Baca:  METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM QS. IBRAHIM AYAT 24-25

Untuk mewujudkan tujuan itu, banyak sekali usaha yang dilakukan lembaga pemerintah maupun swasta dengan menerapkan sistem atau kurikulum yang dirasa pas untuk mewujudkan tujuan tersebut, salah satunya adalah dengan membentuk sistem fullday school.

Penerapan sistem full day school (FDS) di sejumlah lembaga pendidikan akhir-akhir ini diilhami oleh rasa keprihatinan atas sistem persekolahan konvensional yang dipandang memiliki banyak kelemahan karena sistem persekolahan lebih intelectual oriented, sementara nihil dalam segi afektif dan psikomotoriknya. Hal demikian terjadi antara lain disebabkan karena sangat terbatasnya jumlah waktu yang diberikan oleh sekolah dan interaksinya yang serba formal mekanistis. Hingga saat ini sistem full day school telah menjadi kecenderungan kuat dalam proses edukasi di negara kita.

Oleh karena itu, pemakalah akan membahas sistem full day school yang merupakan sekolah yang dirancang sedemikian rupa layaknya sekolah formal.

B. Rumusan Masalah

Dalam latar belakang masalah untuk mengetahui sosiologi pendidikan dapat ditarik permasalah sebagai berikut:

1. Bagaimana deskripsifull day school ?

2. Apa latar belakang munculnya full day school?

3. Bagaimanasistempembelajaran full fay school ?

4. Apa sajakeunggulan dan kelemahan sistem full day school ?

5. Bagaimanadampak full day school terhadap madrasah TPA danDiniyah ?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Full Day School

1. Pengertian Full Day School

Menurut etimologi, kata full day school berasal dari Bahasa Inggris. Terdiri dari kata full mengandung arti penuh, dan day artinya hari. Maka full day mengandung arti sehari penuh. Full day juga berarti hari sibuk. Sedangkan school artinya sekolah. Sedangkan menurut terminologi atau arti secara luas, Full day schoolmengandung arti system pendidikan yang menerapkan pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar sehari penuh dengan memadukan system pengajaran yang intensif yakni dengan menambah jam pelajaran untuk pendalaman materi pelajaran serta pengembangan diri dan kreatifitas.[1]

Baca: METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN MENURUT AHLI

Jika dilihat dari makna dan pelaksanaannya, full day school sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran yang suasananya informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreativitas dan inovasi dari guru. Dalam hal ini, Salim berrpendapat berdasarkan hasil penelitian bahwa belajar efektif bagi anak itu hanya 3-4 jam sehari (dalam suasana formal) dan 7-8 jam sehari (dalam suasana informal).

Metode pembelajaran full day school tidak melulu dilakukan di dalam kelas, namun siswa diberi kebebasan untuk memilih tempat belajar. Artinya siswa bisa belajar dimana saja seperti halaman, perpustakaan, laboratorium dan lain-lain.

2. Tujuan Full Day School

Secara utuh dapat dilihat bahwa pelaksanaan system pendidikan full day school dan terpadu mengarah pada beberapa tujuan antara lain:

a) Pendalaman materi

Untuk memberikan pengayaan dan pendalaman materi pelajaran yang telah ditetapkan oleh diknas sesuai jenjang pendidikan

b) Pengalaman pembiayaan hidup sehari-hari

Memberikan pengayaan pengalaman melalui pembiasaan-pembiasaan hidup yang baik untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

c) Melakukan pembinaan kejiwaan

Mental dan moral peserta didik disamping mengasah otak agar terjadi keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani sehingga terbentuk kepribadian yang utuh.

d) Pembinaan spiritual

Pembinaan spiritual Intelegence peserta didik melalui penambahan materi-materi agama dan kegiatan keagamaan sebagai dasar dalam bersikap dan berperilaku.

3. Hakekat full day school

Secara umum, sekolah full day didirikan untuk mengakomodir berbagai permasalahan yang ada di masyarakat, yang menginginkan anak mereka mendapatkan pendidikan terbaik baik dari aspek akademik dan non akademik serta memberikan perlindungan bagi anak dari pergaulan bebas. Secara rinci sekolah full day didirikan karena adanya tuntutan diantaranya:

a) Minimnya waktu orang tua di rumah karena tingginya tuntutan kerja. 

Orang tua akan memberikan kesibukan pada anaknya sepulang sekolah dengan jaminan keamanan dan manfaat yang banyak. Lain halnya jika orang tua kurang memperhatihan masalah anak, maka yang terjadi adalah anak akan mencari kegiatan negatif tanpa kendali bahkan bisa jadi anak akan terjebak dalam lingkungan pergaulan sosial yang buruk.

b) Pengawasan terhadap anak

Perlunya pengawasan terhadap segala kebutuhan dan keselamatan anak, terutama bagi anak di usia dini selama orang tua bekerja.

c) Jam tambahan untuk keagamaan

Perlunya formalisasi jam-jam tambahan keagamaan karena dengan minimnya waktu orang tua di rumah maka secara otomatis pengawasan terhadap hal tersebut juga minim.

d) Kualitas pendidikan

Perlunya peningkatan kualitas pendidikan sebagai solusi berbagai permasalahan bangsa saat ini.

B. Latar Belakang Munculnya Full day school

Munculnya sistem pendidikan full day school di Indonesia diawali dengan menjamurnya istilah sekolah unggulan sekitar tahun 1990-an, yang banyak dipelopori oleh sekolah-sekolah swasta termasuk sekolah-sekolah yang berlabel Islam. Dalam pengertian yang ideal, sekolah unggul adalah sekolah yang fokus pada kualitas proses pembelajaran, bukan pada kualitas input siswanya. Kualitas proses pembelajaran bergantung pada system pembelajarannya. Namun faktanya sekolah unggulan biasanya ditandai dengan biaya yang mahal, fasilitas yang lengkap dan serba mewah, elit, lain daripada yang lain, serta tenaga-tenaga pengajar yang “professional” walaupun keadaan ini sebenarnya tidak menjamin kualitas pendidikan yang dihasilkan.

Baca: Pengertian Teknik Dan Taktik Pembelajaran

Term unggulan ini yang kemudian dikembangkan oleh para pengelola di sekolah-sekolah menjadi bentuk yang lebih beragam dan menjadi trade mark, diantaranya adalah fullday school. Program fullday school yang biasanya diterapkan mulai pukul 06.45-15.00 WIB membuat anak banyak menghabiskan waktunya dilingkungan sekolah bersama teman-temannya. Selain waktu yang lebih banyak, biasanya sekolah dengan sistem ini tidak terlepas dari biaya yang dikeluarkan perbulannya bagi setiap orang tua yang memasukkan anaknya di sekolah fullday, karena biasanya sekolah yang menerapkanfullday school biayanya jauh lebih mahaldari sekolah yang masuk biasa. Hal tersebut disebabkan karena kualitas dan kuantitas yang dimiliki sekolah dengan sistem fullday schooljauh lebih lengkap dan lebih baik.

Meskipun memiliki rentang waktu yang lebih panjang yaitu dari pagi sampai sore, sistem ini masih bisa diterapkan di Indonesia dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Sebagaimana dijelaskan dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi bahwa setiap jenjang pendidikan telah ditentukan alokasi jam pelajarannya. Dalam fullday school ini waktu yang ada tidaklah melulu dipakai untuk menerima materi pelajaran namun sebagaian waktunya dipakai untuk pengayaan [2].

C. Sistem pembelajaran Full Day School

Full Day School (FDS) menerapkan suatu konsep dasar “Integrated-Activity” dan “Integrated-Curriculum”. Hal inilah yang membedakan dengan sekolah pada umumnya. Dalam FDS semua program dan kegiatan siswa di sekolah, baik belajar, bermain, beribadah dikemas dalam sebuah sistem pendidikan. Titik tekan pada FDS adalah siswa selalu berprestasi belajar dalam proses pembelajaran yang berkualitas yakni diharapkan akan terjadi perubahan positif dari setiap individu siswa sebagai hasil dari proses dan aktivitas dalam belajar.

Baca: PENGEMBANGAN SISTEM EVALUASI PAI

Sebelum kita membahas tentang sistem pembelajaran FDS, tentunya kita perlu mengetahui tentang makna sistem pembelajaran itu sendiri. Sistem adalah seperangkat elemen yang saling berhubungan satu sama lain. Adapun sistem pembelajaran adalah suatu sistem karena merupakan perpaduan berbagai elemen yang berhubungan satu sama lain. Tujuannya agar siswa belajar dan berhasil, yaitu bertambah pengetahuan dan keterampilan serta memiliki sikap benar. Dari sistem pembelajaran inilah akan menghasilkan sejumlah siswa dan lulusan yang telah meningkat pengetahuan dan keterampilannya dan berubah sikapnya menjadi lebih baik.

Adapun proses inti sistem pembelajaran FDS antara lain:

1. Proses pembelajaran yang berlangsung secara aktif, kreatif, tranformatif sekaligus intensif.

System persekolahan dan pola fullday school mengindikasikan proses pembelajaran yang aktif dalam artian mengoptimalisasikan seluruh potensi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal baik dalam pemanfaatan sarana dan prasarana di lembaga dan mewujudkan proses pembelajaran yang kondusif demi pengembangan potensi siswa yang seimbang.

2. Proses pembelajaran yang dilakukan selama aktif sehari penuh tidak memforsir siswa pada pengkajian

Penelaahan yang terlalu menjenuhkan. Akan tetapi, yang difokuskan adalah system relaksasinya yang santai dan lepas dari jadwal yang membosankan.

D. Keunggulan dan Kelemahan Sistem Full Day School

Setiap sistem tidak mungkin ada yang sempurna, tentu memiliki keunggulan dan kekurangan termasuk sistem full day school. Diantara keunggulan sistem ini adalah [3]:

keunggulan dari sistem full day school

1. Metode pembelajaran yang bervariasi

Anak anak akan mendapatkan metode pembelajaran yang bervariasi dan lain daripada sekolah dengan program reguler.

2. Terhindar dari pengaruh negatif

Orang tua tidak akan takut anak akan terkena pengaruh negatif karena untuk masuk ke sekolah tersebut biasanya dilakukan tes (segala macam tes) untuk menyaring anak-anak dengan kriteria khusus (IQ yang memadai, kepribadian yang baik dan motivasi belajar yang tinggi)

3. Waktu yang lebih panjang

Sistem Full day school memiliki kuantitas waktu yang lebih panjang daripada sekolah biasa.

4. Tidak cepat bosan

Guru dituntut lebih aktif dalam mengolah suasana belajar agar siswa tidak cepat bosan.

5. Meningkatkan gengsi

Meningkatkan gengsi orang tua yang memiliki orientasi terhadap hal-hal yang sifatnya prestisius.

6. Kepercayaan penuh pada sekolah

Orang tua akan mempercayakan penuh anaknya ada sekolah saat ia berangkat ke kantor hingga ia pulang dari kantor

Kelemahan dari sistem full day school ini adalah:

1. Siswa akan cepat bosan dengan lingkungan sekolah

2. Siswa lebih cepat stress

3. Mengurangi bersosialisasi dengan tetangga dan keluarga

4. Kurangnya waktu bermain

5. Anak-anak akan banyak kehilangan waktu dirumah dan belajar tentang hidup bersama keluarganya.

E. Dampak full day school terhadap madrasah TPA dan Diniyah

Bisa dibayangkan jika gagasan sekolah full day diterapkan secara masif di seluruh Indonesia, maka madrasah diniyah yang sudah teruji dengan sistem pendidikan moral keagamaannya ini, akan bubar seketika. Anak-anak didik akan disibukkan dengan materi umum, sedangkan materi keagamaan dan materi pembinaan budi pekerti akan terabaikan.

Baca: MAKALAH GURU PAI DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Ditambah lagi sistem pendidikan yang ada hanya mementingkan pendidikan duniawi semata. Sekolah full day hanya akan diisi dengan pendalaman pelajaran umum yang ada tanpa ditambah atau diperkaya dengan pendidikan karakter keagamaan seperti di madrasah diniyah. Sehingga akibatnya nanti kalau gagasan ini jadi diterapkan akan terjadi krisis ahlak dan krisis moral.

Semestinya pemerintah mendorong, menggalakkan dan memfasilitasi pendidikan madrasah diniyah sebagai penopang pendidikan kegamaan, pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti bagi generasi penerus bangsa, bukan justru membrangus dengan dalih menerapkan sekolah full day.

Dampak yang ditimbulkan akibat penerapan kebijakan sekolah full day haruslah dikaji secara matang dan mendalam baik dampak secara langsung maupun dampak secara tidak langsung. Dampak secara langsung misalnya: Berkurangnya jam interaksi anak terhadap orang tua dan lingkungannya baik di rumah maupun lingkungannya, ketidaksiapan infrastruktur sekolah untuk melaksanakan sekolah full day , ketidaksiapan sekolah-sekolah di daerah untuk menambah jumlah jam pelajaran dan sebagainya.

Adapun dampak tidak langsung yang harus dikaji adalah dampak menganggurnya guru madrasah diniyah yang akan tutup akibat kebijakan tersebut. Baik dampak sosial, ekonomi maupun kultural serta dampak berkurangnya pendidikan moral keagamaan dan pelajaran budi pekerti yang selama ini diajarkan di madrasah diniyah.

Anak-anak haruslah diberikan waktu untuk bermain, mengaji dan berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat di rumah dan lingkungannya secara seimbang. Janganlah demi mengejar kepintaran akademis tapi meninggalkan kepintaran sosial. Janganlah demi mengejar pendidikan karakter seperti yang dijanjikan menteri pendidikan dan kebudayaan dengan gagasan sekolah full day-nya namun mengorbankan pendidikan moral keagamaan dan pendidikan budi perkerti yang justru diperlukan untuk menyongsong era globalisasi.

Janganlah dengan dalih menyelesaikan masalah anak di kota-kota besar tapi mengorbankan anak seluruh Indonesia dan juga beserta orang tuanya serta guru-guru madrasah diniyah yang jumlahnya tidak bisa dianggap kecil. Janganlah bagaikan film-film drama Amerika yang untuk menyelamatkan sandra satu atau dua orang namun dengan mengorbankan 100 orang pasukan.

Lebih baik membenahi secara serius dan intensif infrastruktur pendidikan seperti peningkatan kuantitas dan kualitas ruang belajar mengajar, perpustakaan, labolatorium, kantor dan lainnya serta membenahi kualitas dan kuantitas guru, dan tenaga pengajar lainnya serta membenahi metode belajar dan kurikulum yang karut-marut.

Semestinya sebelum menerapkan sekolah full day tersebut mendikbud haruslah melakukan kajian yang mendalam dan menyeluruh terhadap semua aspek. Baik kesiapan infrastruktur maupun suprastruktur pendidikan, juga harus dikaji dampak-dampak yang ditimbulkannya baik secara langsung maupun tidak langsung. Janganlah berkesan ganti menteri ganti kebijakan selalu muncul ke permukaan setiap ada menteri baru, apalagi ini menyangkut masa depan generasi muda bangsa yang akan mengemban tongkat estafet negeri dan bangsa ini ke depan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Menurut etimologi, kata full day school berasal dari Bahasa Inggris. Terdiri dari kata full mengandung arti penuh, dan day artinya hari. Maka full day mengandung arti sehari penuh. Full day juga berarti hari sibuk. Sedangkan school artinya sekolah. Sedangkan menurut terminologi atau arti secara luas, Full day schoolmengandung arti system pendidikan yang menerapkan pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar sehari penuh dengan memadukan system pengajaran yang intensif yakni dengan menambah jam pelajaran untuk pendalaman materi pelajaran serta pengembangan diri dan kreatifitas.

2. Munculnya sistem pendidikan full day school di Indonesia diawali dengan menjamurnya istilah sekolah unggulan sekitar tahun 1990-an, yang banyak dipelopori oleh sekolah-sekolah swasta termasuk sekolah-sekolah yang berlabel Islam. Dalam pengertian yang ideal, sekolah unggul adalah sekolah yang fokus pada kualitas proses pembelajaran, bukan pada kualitas input siswanya. Kualitas proses pembelajaran bergantung pada system pembelajarannya. Namun faktanya sekolah unggulan biasanya ditandai dengan biaya yang mahal, fasilitas yang lengkap dan serba mewah, elit, lain daripada yang lain, serta tenaga-tenaga pengajar yang “professional” walaupun keadaan ini sebenarnya tidak menjamin kualitas pendidikan yang dihasilkan.

3. Adapun proses inti sistem pembelajaran FDS antara lain:

a. Proses pembelajaran yang berlangsung secara aktif, kreatif, tranformatif sekaligus intensif. System persekolahan dan pola fullday school mengindikasikan proses pembelajaran yang aktif dalam artian mengoptimalisasikan seluruh potensi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal baik dalam pemanfaatan sarana dan prasarana di lembaga dan mewujudkan proses pembelajaran yang kondusif demi pengembangan potensi siswa yang seimbang.

b. Proses pembelajaran yang dilakukan selama aktif sehari penuh tidak memforsir siswa pada pengkajian, penelaahan yang terlalu menjenuhkan. Akan tetapi, yang difokuskan adalah system relaksasinya yang santai dan lepas dari jadwal yang membosankan.

4. Setiap sistem tidak mungkin ada yang sempurna, tentu memiliki keunggulan dan kekurangan termasuk sistem full day school.

5. Dampak yang ditimbulkan akibat penerapan kebijakan sekolah full day haruslah dikaji secara matang dan mendalam baik dampak secara langsung maupun dampak secara tidak langsung. Dampak secara langsung misalnya: Berkurangnya jam interaksi anak terhadap orang tua dan lingkungannya baik di rumah maupun lingkungannya, ketidaksiapan infrastruktur sekolah untuk melaksanakan sekolah full day , ketidaksiapan sekolah-sekolah di daerah untuk menambah jumlah jam pelajaran dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Jhon M Echols & Hassan Shadily, KamusInggris Indonesia, Jakarta: Gramedia

[2] MarfiahAstuti, Implementasi Program Full day School Sebagai Usaha

Mendorong Perkembangan Sosial Peserta Didik, Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, Volume 1.

[3] NoerHasan, Fullday School (Model alternatif pembelajaran bahasa Asing). (Jurnal PendidikanTadris. Vol 11, 2006).

Posting Komentar

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan sopan dan sesuai dengan topik pembahasan