la5cdBVcJFaCKClaZd870wvmwrwziXBkFqlQB4ZQ
Bookmark

MAKALAH SOSIOLINGUISTIK SIKAP BAHASA DAN PEMILIHAN BAHASA

MAKALAH SIKAP BAHASA DAN PEMILIHAN BAHASA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiolinguistik

Kelas PBA-C

Dosen Pengampu: Muflihah, SS. MA.

MAKALAH SOSIOLINGUISTIK SIKAP BAHASA DAN PEMILIHAN BAHASA

Disusun Oleh Kelompok 10:

1. M. Jalaluddin Assuyuti (1410210087)

2. Ulin Nadhirin (1410210088)

3. Siti Nur Faizah (1410210089)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS

TARBIYAH PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)

Jl. Conge Ngembalrejo PO. Box 51 Bae Kudus Telp. (0291) 438818 Fax. 441613 Tahun 2017


التجريد


ان موقف الفرد في العادة موقفه من اهل هذه اللغة, وقد يكون هذا الموقف عاما يشمل جميع أفراد جماعة ما نحو جماعة أخرى نظرا لأسباب تاريخية أو سياسية أو دينية. ويمكن أن ندعوه الموقف الجماعي. وقد يكون الموقف فرديا, أي خاصا بفرد, نظرا لتجارب فردية مر بها. ويدعى هذا الموقف الموقف الفردي. والموقف قد تكون ايجابية. وقد تكون المواقف سلبية.


تنشأ مشكلة الاختيار اللغوي في بلد تسوده الثنائية اللغوية. فاذا كان المستمع أحادي اللغة, فعلى المتكلم ثنائي اللغة أن يختار اللغة التي يغرفها المستمع, ولا مفر له من ذلك لضمان حدوث التصال وتقاهم.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia sebagai alat interaksi sosial antar individu maupun anggota masyarakat. Untuk itu pemertahanan bahasa sangat diperlukan untuk bertahannya dan kelestarian suatu bahasa tersebut. Dalam pemertahanan sebuah bahasa sangat diperlukan adanya sikap bahasa dan pemilihan bahasa dari para pengguna atau penuturnya. Dengan sikap bahasa yang baik seseorang akan mempunyai kesetiaan serta kebanggan dalam menggunakan bahasanya tersebut.

Selain sikap bahasa, pemilihan bahasa juga menentukan kelestarian bahasa tersebut. Melalui pemilihan bahasa seseorang akan selalu menggunakan bahasanya dengan baik sebagai pilihannya untuk berkomunikasi. Dalam makalah kali ini akan dibahas kedua tema tersebut, yaitu sikap bahasa dan pemilihan bahasa.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimanakah pengertian mengenai sikap bahasa?

2. Bagaimanakah cara dalam pemilihan bahasa?

BAB II


PEMBAHASAN

A. Sikap bahasa

1. Pengertian sikap

Dalam bahasa Indonesia kata sikap dapat mengacu pada bentuk tubuh, posisi bendiri yang tegak, perilaku atau gerak-gerik, dan perbuatan atau tindakan yang dilakukan berdasarkan pandangan (pendirian, keyakinan, atau pendapat) sebagai reaksi atas adanya suatu hal atau kejadian. Sesungguhnya, sikap itu adalah fenomena kejiwaan, yang biasanya termanifestasi dalam bentuk tindakan atau perilaku.

Baca: MAKALAH GURU PAI DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Triandis (197122-4) berpendapat bahwa sikap adalah kesiapan bereaksi terhadap suatu keadaan‘ atau kejadian yang dihadapi. Kesiapan ini dapat mengacu kepada sikap mental atau kepada“sikap perilaku”. Menurut Allport (193 5), sikap adalem mental dan saraf, yang terbentuk melalui pengalaman yang memberikan arah atau pengaruh yang dinamis kepada reaksi seseorang terhadap semua objek dan keadaan yang menyangkut sikap itu. Sedangkan Lambert (1967:91-102) menyatakan bahwa sikap itu terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.

2. Pengertian sikap bahasa

Menurut Anderson, sikap bahasa adalah tata keyakinan atau kognisi yang relatif berjangka panjang, sebagian mengenai bahasa, mengenai objek bahasa, yang memberikan kecenderungan kepada seseorang untuk bereaksi dengan cara tertentu yang disenanginya. Namun perlu diperhatikan bahwa sikap bisa positif (kalau dinilai baik dan disukai) dan bisa negatif (kalau dinilai tidak baik dan tidak disukai), maka sikap bahasapun demikian.

3. Ciri sikap bahasa

Garvin dan Mathiot (1968) memaparkan tiga ciri sikap bahasa, yaitu: (1) kesetiaan bahasa (language loyalty), yang mendorong masyarakat suatu bahasa mempertahankan bahasanya, dan apabila perlu mencegah adanya pengaruh bahasa lain; (2) kebanggaan bahasa (language pride) yang mendorong orang mengembangkan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas dan kesatuan masyarakat; (3) kesadaran adanya norma bahasa (awareness of the norm) yang mendorong orang menggunakan bahasanya dengan cermat dan santun. dan mempakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap perbuatan yaitu kegiatan menggunakan bahasa (language use).

4. Dampak dari sikap

Beberapa peneliti telah mengemukakan bahwa sikap terhadap bahasa lain dipenegruhi oleh banyak faktor antara lain:

a. Jenis kelamin

Perempuan lebih toleransi dari pada laki-laki dan sifat mereka lebih banyak positif dan sedikit negatif khususnya terhadap bahasa lain dan pegguna bahasa lain.

b. Umur

Anak kecil di bawah umur 10 tahun lebih bersikap positif bahasa kedua dan penggunanya dibandingkan anak yang umurnya di atas 10 tahun.

c. Tingkat ekonomi sosial

Orang-orang yang tingkatan rendah lebih bersikap positif terhadap bahasa kedua dan penggunanya dibanding orang-orang yang tingkatan ekonominya tinggi

d. Bilingualisme

Orang-orang yang menguasai bahasa banyak lebih bersikap positif terhadap bahasa kedua dan penggunanya dibandingkan orang-orang yang hanya menguasai satu bahasa.

B. Pemilihan bahasa

Menurut Fasold (1984) hal pertama yang terbayang bila kita memikirkan bahasa adalah “bahasa keseluruhan” (whole languages) di mana kita membayangkan seseorang dalam masyarakat bilingual atau multilingual berbicara dua bahasa atau lebih dan harus memilih yang mana yang harus digunakan.

Baca: OBYEK PENDIDIKAN ISLAM DALAM QS. AS-SYU’ARA AYAT 214

Dalam hal memilih ini ada tiga jenis pilihan yang dapat dilakukan, antara lain:

1. Alih kode

Artinya, menggunakan bahasa pada satu keperluan, dan menggunakan bahasa lain pada keperluan lain.

2. Campur kode

Artinya, menggunakan satu bahasa tertentu dengan dicampuri serpihan-serpihan dari bahasa lain.

3. Memilih satu variasi bahasa yang sama.

Penelitian terhadap pemilihan bahasa menurut Fasold dapt dilakukan berdasarkan tiga pendekatan disiplin ilmu, yaitu bersdasarkan pendekatan sosiologi, pendekatan psikologi social, dan pendekatan antropologi.

Baca: Review Jurnal Dinamika Kepribadian Menurut Psikologi Islami

Pendekatan sosiologi, seperti yang telah dilakukan Fishman (1964, 1965, 1968) melihat adanya konteks institusional tertentu yang disebut domain, dimana satu variasi (inggris: variety) bahasa cenderung lebh tepat untuk digunakan daripada variasi lain. Domain dipandang sebagai konstelasi factor-faktor seperti lokasi, topic, dan partisipan; seperti keluarga, tetangga, teman, transaksi, pemerintahan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.

Pendekatan psikologi sosial tidak meneliti struktur sosial, seperti domain-domain, melainkan meneliti proses psokologi manusia seperti motivasi dalam pemilihan suatu bahasa atau ragam dari suatu bahasa untuk digunakan pada keadaan tertentu. Dalam kelompok masyarakat Indonesia yang multilingual tampaknya pemilihan bahasa lebih ditentukan oleh latar belakang kejiwaan, termasuk motivasi para penuturnya. Disini ingin dikemukakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tanner (1976), Isman (1975, 1976), dan sumarsono (1990).

Tanner (1976) melaporkan hasil penelitiannya mengenai penguanaan bahasa oleh sekelompok kecil masyarakat Indonseia golongan terdidik yang sedang melanjutkan studi di Amerika Serikat.

Baca: MAKALAH SEKOLAH DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Dari penelitan Tanner di atas dapat dilihat bahwa pemakain bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing, telah sesuai dengan domain-domain yang ditentukan: bahasa Indonesia untuk komunikasi antarsuku, bahasa daerah untuk komunikasi intrasuku, dan bahasa asing untuk komunikasi antarbangsa. Namun, dari penelitian itu terlihat juga bahwa bahasa Indonesia sering juga digunakan dalam komunikasi intrasuku untuk memenuhi keinginan atau tujuan tertentu. Selain itu, bahasa asing sering digunakan dalam percakapan intrabangsa untuk memperoleh tujuan sosial tertentu.

Faktor-faktor pemilihan bahasa

Ada beberapa faktor yang menentukan proses pemilihan bahasa, yaitu:

1. Kemampuan orang yang berbicara

Biasanya seseorang memilih bahasa, yang diucapkannya lebih baik

2. Kemampuan pendengar

Biasanya pembicara cenderung untuk memilih bahasa yang mudah dipahami oleh pendengar, terutama jika pembicara fasih dalam bahasa pertama dan bahasa keduanya tingkat yang sama

3. Umur

Para imigran yang sudah lama, akan cenderung menggunakan bahasa kedua untuk menunjukkan keakraban sosial ke tanah air baru

4. Status sosial

Dalam beberapa kasus, individu memilih untuk berbicara menggunakan satu bahasa (meskipun ia tahu bilingual) karena bahasa yang digunakan itu mempunyai tingkat sosial yang luar biasa. Sebagai contoh dibeberapa negara yang sedang berlangsung di Prancis, beberapa individu cebderung menggunakan bahasa Prancis untuk menunujukkan bahwa mereka berasal dari aristokrasi

5. Tingkatan hubungan

Ketika dua orang berbicara dengan satu bahasa di pertemuan pertama, dan ketika persahabatan mereka semakin akrab, mereka akan menggunakan bahasa yang lain

6. Hubungan etnik

Orang-orang minoritas terkadang menggunakan bahasa pertama yang ada diantara mereka sendiri dan terkadang menggunakan bahasa kedua di luar mereka

7. Tekanan dari luar

Jika suatu bahasa di benci oleh suatu masyarakat dengan beberapa alasan, maka pengguan bahasa ini akan menggunakannya di dalam rumah mereka saja dan mengguanakannya secara rahasia

8. Tempat

Kadang-kadang pilihan bahasa didasarkan pada distribusi yang terintegrasi: bahasa pertama di rumah dan bahasa kedua di luar, misalnya, atau dengan cara pelengkap lainnya.

BAB III


PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Anderson, sikap bahasa adalah tata keyakinan atau kognisi yang relatif berjangka panjang, sebagian mengenai bahasa, mengenai objek bahasa, yang memberikan kecenderungan kepada seseorang untuk bereaksi dengan cara tertentu yang disenanginya. Garvin dan Mathiot (1968) memaparkan tiga ciri sikap bahasa, yaitu: (1) kesetiaan bahasa (language loyalty), (2) kebanggaan bahasa (language pride), (3) kesadaran adanya norma bahasa (awareness of the norm).

Baca: NORMA-NORMA ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA DALAM KONTEKS KEBERAGAMAAN

Menurut Fasold (1984) hal pertama yang terbayang bila kita memikirkan bahasa adalah “bahasa keseluruhan” (whole languages) di mana kita membayangkan seseorang dalam masyarakat bilingual atau multilingual berbicara dua bahasa atau lebih dan harus memilih yang mana yang harus digunakan.

Dalam pemilihan bahasa ada tiga jenis pilihan yang dapat dilakukan, antara lain: Alih kode, artinya, menggunakan bahasa pada satu keperluan, dan menggunakan bahasa lain pada keperluan lain. Campur kode, artinya, menggunakan satu bahasa tertentu dengan dicampuri serpihan-serpihan dari bahasa lain. Memilih satu variasi bahasa yang sama.

Penelitian terhadap pemilihan bhasa menurut Fasold dapat dilakukan berdasarkan tiga pendekatan disiplin ilmu, yaitu bersdasarkan pendekatan sosiologi, pendekatan psikologi social, dan pendekatan antropologi

B. Saran

Demikian makalah ini penulis buat, pasti ada kekurangan dan kelebihan baik dalam penulisan kata maupun yang lainnya. Semoga makalah ini dapat menjadi bahan referensi dan menambah ilmu pengetahuan kita.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2014. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Dimyati, Muhammad Afifuddin. 2010. ‘Ilmullughah al-Ijtima’i. Surabaya. Darul Ulum al-Lughawiyyah.

0

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan sopan dan sesuai dengan topik pembahasan