la5cdBVcJFaCKClaZd870wvmwrwziXBkFqlQB4ZQ
Bookmark

Review Jurnal Dinamika Kepribadian Menurut Psikologi Islami

Dinamika Kepribadian Menurut Psikologi Islami



Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Psikologi Kepribadian

Semester VIII (Delapan) Tahun 2018

Dosen Pengampu : Dr. Saliyo, S.Ag, M.Si

Review Jurnal Dinamika Kepribadian Menurut Psikologi Islami

Disusun Oleh :

Purnomo (1410120067)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS

JURUSAN TARBIYAH

PRODI PAI

2018


REVIEW JURNAL DINAMIKA KEPRIBADIAN MENURUT PSIKOLOGI ISLAMI


A. Identitas Jurnal

1. Judul

Dinamika Kepribadian Menurut Psikologi Islami

2. Jurnal

Jurnal Ummul Quran

Baca: Makalah Pengertian Dan Sejarah Perkembangan Ilmu Qashashil Qur'an (Ulumul Qur'an)

3. Keywords

Kepribadian, Psikologi Islami

4. Nama Penulis

Muhimmatul Hasanah

5. Jabatan Penulis

Penulis adalah alumni Magister Psikologi pascasarjana Universitas Gadjah Mada Jogjakarta dan dosen tetap Bimbingan Konseling Islam Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan

6. Departemen Penulis

Universitas Gadjah Mada Jogjakarta

7. Tahun, Volume dan Halaman

2015, Vol VI, No 2, September 2015, Halaman 110-124.

8. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat analisis isi. Penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak mengutamakan pada angka-angka, tetapi menggunakan kedalaman penghayatan terhadap

interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris. Dengan pendekatan kualitatif semua masalah humaniora, termasuk sastra, dapat dijawab atau dianalisis dengan sebaik-baiknya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, maksudnya adalah mendeskripsikan data yang diperoleh apa adanya.

9. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) dapat memahami kepribadian manusia secara tepat dan mendalam, (2) Dinamika Kepribadian Menurut Psikologi Islami.

Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak terpecah belah dalam fungsi-fungsi.

Memahami kepribadian berarti memahami aku, diri, self atau memahami manusia seutuhnya. Sigmund Freud menjelaskan bahwa terdapat tiga elemen dalam struktur kepribadian, yaitu id, ego, dan super ego.

Kepribadian menurut psikologi islami adalah integrasi sistem kalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku.

Aspek nafsani manusia memiliki tiga daya, yaitu: (1) qalbu (fitrah ilahiyah) sebagai aspek supra-kesadaran manusia yang memiliki daya emosi (rasa); (2) akal (fitrah insaniah) sebagai aspek kesadaran manusia yang memiliki daya kognisi (cipta); (3) nafsu (fitrah hayawaniyah) sebagai aspek pra atau bawah kesadaran manusia yang memiliki daya konasi (karsa).Dinamika kepribadian dalam perspektif islam ada tiga yaitu kepribadian ammarah (nafsal-ammarah), kepribadian lawwamah (nafsal-lawwamah), kepribadian muthmainnah (nafsal-muthmainnah). Sedangkan faktor-faktor yang membentuk kepribadian terbagi dalam tiga aliran yaitu Empirisme, Nativisme dan Konvergensi.

B. Ringkasan Jurnal

1. Latar belakang penelitian (masalah)

Alquran menjelaskan kepribadian manusia dan ciri-ciri umum yang

membedakan dari makhluk lain. Alquran juga menyebutkan sebagian pola dan

model umum kepribadian yang banyak terdapat pada semua masyarakat.

Agar dapat memahami kepribadian manusia secara tepat dan mendalam,

kita harus mempelajari apa saja faktor yang membatasi kepribadian. Para ilmuwan

psikologi modern mempelajarinya dengan cermat berbagai mengamati kebiasaan

faktor biologis, sosial, dan kebudayaan. Namun, mereka mengabaikan studi

tentang ruh (inti) manusia dan dampaknya terhadap kepribadian. Kita tidak dapat memahami kepribadian manusia secara jelas tanpa mengetahui hakikat seluruh faktor yang membatasi kepribadian, baik yang material maupun immaterial.

2. Hasil Penelitian

Kepribadian seseorang tak terbentuk secara instan saja, namun ada faktor-faktor yang membentuk kepribadian itu sendiri. Studi tentang faktor-faktor yang menentukan kepribadian dibahas secara mendetail oleh tiga aliran. Tiga aliran itu adalah Emprisme, Nativisme dan Konvergensi. Masing-masing aliran ini memiliki asumsi psikologis tersendiri dalam melihat hakikat manusia.

Baca: MAKALAH GURU PAI DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN 

Konsep Psikologi Islam yang diasumsikan dari struktur nafsani tidak lantas menerima ketiga aliran tersebut. Di samping terdapat kelemahan-kelemahan, ketiga aliran tersebut hanya mengorientasikan teorinya pada pola pikir antroposentris. Artinya, perkembangan kepribadian manusia seakan-akan hanya dipengaruhi oleh faktor manusiawi. Manusia dalam pandangan psikologi islam telah memiliki seperangkat potensi, disposisi, dan karakter unik. Potensi itu paling tidak mencakup keimanan, ketauhidan, keislaman, keselamatan, keikhlasan, kesucian, kecenderungan menerima kebenaran dan kebaikan, dan sifat baik lainnya.

3. Kesimpulan

Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak terpecah belah dalam fungsi-fungsi. Memahami kepribadian berarti memahami manusia seutuhnya. Sigmund Freud merumuskan bahwa terdapat tiga elemen dalam struktur kepribadian, yaitu id, ego, dan super ego.

Kepribadian menurut psikologi islami adalah integrasi sistem kalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku. Aspek nafsani manusia memiliki tiga daya, yaitu: (1) qalbu (fitrah ilahiyah) sebagai aspek supra-kesadaran manusia yang memiliki daya emosi (rasa); (2) akal (fitrah insaniah) sebagai aspek kesadaran manusia yang memiliki daya kognisi (cipta); (3) nafsu (fitrah hayawaniyah) sebagai aspek pra atau bawah kesadaran manusia yang memiliki daya konasi (karsa).

Dinamika kepribadian dalam perspektif islam ada tiga yaitu kepribadian ammarah (nafsal-ammarah), kepribadian lawwamah (nafsal-lawwamah), kepribadian muthmainnah (nafsal-muthmainnah). Kepribadian ammarah adalah kepribadian yang cenderung pada tabiat jasad dan mengejar prinsip-prinsip kenikmatan (pleasure principle). Ia mendominasi peran kalbu untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang rendah sesuai dengan naluri primitifnya, sehingga ia merupakan tempat dan sumber kejelekan dan tingkah laku yang tercela.

Kepribadian lawwamah merupakan kepribadian yang didominasi oleh akal. Sebagai komponen yang memiliki sifat insaniah, akal mengikuti prinsip kerja rasionalistik dan realistik yang membawa manusia pada tingkat kesadaran. Apabila sistem kendalinya berfungsi, maka akal mampu mencapai puncaknya seperti berpaham rasionalisme. Rasionalisme banyak berorientasi pada pola pikirnya pada kekuatan “serba” manusia, sehingga sifatnya antroposentris.

Baca: NILAI FILOSOFIS PENDIDIKAN ISLAM PADA PERAYAAN KUPATAN (BODHO KUPAT) DI JEPARA 

Kepribadian muthmainnah adalah kepribadian yang telah diberi kesempurnaan nur kalbu, sehingga dapat meninggalkan sifat-sifat yang baik. Kepribadian ini selalu berorientasi pada komponen kalbu untuk mendapatkan kesucian dan menghilangkan segala kotoran, sehingga dirinya menjadi tenang. Kepribadian muthmainnah merupakan kepribadian atas dasar atau supra-kesadaran manusia, dengan orientasi kepribadian ini adalah teosentris.

Faktor-faktor yang menentukan kepribadian manusia ada tiga aliran yaitu Emprisme, Nativisme dan Konvergensi. Masing-masing aliran ini memiliki asumsi psikologis tersendiri dalam melihat hakikat manusia. Sedangkan konsep Psikologi Islam yang diasumsikan dari struktur nafsani tidak lantas menerima ketiga aliran tersebut. Di samping terdapat kelemahan-kelemahan, ketiga aliran tersebut hanya mengorientasikan teorinya pada pola pikir antroposentris.

C. Review Jurnal

Jurnal Dinamika Kepribadian Menurut Psikologi Islami merupakan sebuah jurnal yang membahas tentang struktur dinamika kepribadian seseorang, mulai dari pengertian kepribadian seseorang, yang tentunya banyak sekali definisi yang di kemukakan oleh para ahli tentang apa itu kepribadian, diantaranya adalah : (1) Kepribadian adalah nilai sebagai stimulus sosial, kemampuan menampilkan diri secara mengesankan (Hilgard & Marquis). (2) Kepribadian adalah kehidupan seseorang secara keseluruhan, individual, unik, kemampuannya bertahan, membuka, serta memperoleh pengalaman. (Stern). (3) Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisiologik seseorang dalam menentukan model penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya (Allport) dan tentunya masih banyak lagi pengertian tentang kepribadian yang bisa didapatkan didalam jurnal ini.

Baca: Jurnal Nilai Pluralisme dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Studi Analisis Isi Terhadap Buku Ajar SKI MA

Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak terpecah belah dalam fungsi-fungsi. Memahami kepribadian berarti memahami manusia seutuhnya.

Untuk bisa memahami manusia seutuhnya, tentunya tidak boleh hanya dengan sekilas menilai dan menjudge (menghakimi) bahwa orang ini bukan orang yang baik, karena tampilan dan kepribadiannya yang urakan dan lain sebagainya, didalam jurnal ini menerangkan bahwa untuk bisa memahami kepribadian manusia (secara utuh), tentunya tak akan mudah, karena harus dilakukan dengan tepat dan mendalam.

Tak seperti kebanyakan jurnal yang membahas tentang kepribadian seseorang, jurnal ini bisa dibilang sangat lengkap, karena didalam jurnal ini bukan hanya dibahas tentang psikologi kepribadian dari sudut pandang yang umum saja, melainkan juga dikaji dari sudut pandang agam yang dalam hal ini adalah agama Islam, karena memeng Alquran sudah banyak menjelaskan tentang kepribadian manusia dan ciri-ciri umum yang membedakan dari makhluk lainnya.

Jurnal Dinamika Kepribadian Menurut Psikologi Islami memeberikan penjelasan tentang adanya hubungan antara hati, akal dan nafsu manusia yang bisa menimbulkan sebuah tingkah laku, Aspek nafsani manusia memiliki tiga daya, yaitu: (1) qalbu (fitrah ilahiyah) sebagai aspek supra-kesadaran manusia yang memiliki daya emosi (rasa); (2) akal (fitrah insaniah) sebagai aspek kesadaran manusia yang memiliki daya kognisi (cipta); (3) nafsu (fitrah hayawaniyah) sebagai aspek pra atau bawah kesadaran manusia yang memiliki daya konasi (karsa). Setelah membaca jurnal ini, tentunya yang diharapkan adalah agar para pembaca tidak mudah menilai sifat dan kepribadian orang lain. Kita sebagai seorang manmusia juga bisa lebih belajar tentang bagaimana me manage (mengatur) dan bisa membedakan apa saja perilaku yang baik yang sesuai dengan Kepribadian muthmainnah (kepribadian yang telah diberi kesempurnaan nur kalbu, sehingga dapat meninggalkan sifat-sifat yang baik).

Hal yang juga menjadi pokok pembahasan dalam jurnal ini adalah tentang dinamika kepribadian, Pada hakikatnya kalbu (hati) merupakan bagian yang paling memiliki peran yang sangat dominan dalam mengendalikan suatu kepribadian. Prinsip kerjanya cenderung pada fitrah asal manusia, yaitu rindu akan kehadiran Tuhan dan kesucian jiwa, sebagai seorang muslim tentunya kita meyakini bahwa sebelum dilahirkan kedunia kita sudah melakukan perjanjian bahwa kita akan beriman kepada Allah dan Rasulnya, Apabila sistem kendali ini berfungsi sebagaimana mestinya, maka kepribadian manusia sesuai dengan amanat yang telah diberikan oleh Allah di alam perjanjian. Namun, apabila sistem kendali berfungsi maka kepribadian manusia akan dikendalikan oleh komponen lain yang lebih rendah kedudukannya.


kritik

..................

Saran

................

Posting Komentar

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan sopan dan sesuai dengan topik pembahasan