la5cdBVcJFaCKClaZd870wvmwrwziXBkFqlQB4ZQ
Bookmark

Kisah Teladan Rasulullah Sebagai Nabi Akhir Zaman

Kisah Teladan Rasulullah Sebagai Nabi Akhir Zaman
Sudah bukan saatnya lagi bahwa seorang Rasul yang di utus untuk menjadi penyelamat dan rahmat bagi seluruh umat pada akhir zaman ini, membuat terpukau dengan semua keajaiban-keajaiban yang irasional dan tak masuk akal, seperti mukjizat-mukjizat para nabi yang terdahulu, ada yang bisa menyibak jalan ditengah samudera yang sangat luas, ada yang diberi mu’jizat mampu menghidupkan orang yang sudah meninggal, ada yang bisa menyembuhkan penyakit kusta, ada juga yang bisa merubah tongkat menjadi sebuah ular yang sangat besar dan masih banyak lagi mu’jizat yang Allah berikan pada para Nabi.

Kesahajaan Rasulullah Sebagai Nabi Akhir Zaman

Sifat Kesahajaan Rasulullah Namun yang paling mencolok dari Baginda Rasul Muhammad SAW justru bukan mu’jizat-mu’jizat yang sangat irasional, namun justru sifat kesahajaan tindak-tanduk perilaku dan sifat kebapakannya. Jika kepribadian dan cara hidup Rasulullah bisa di ikuti dan di jalani para pemimpin-pemimpin sesudahnya, alangkah bahagia dan indahnya semua kehidupan manusia di muka bumi ini.
Seperti yang diceritakan dalam hadits yang artinya : “seandainya orang-orang kayamu adalah yang paling dermawan di antaramu, seandainya para pemimpinmu adalah yang paling baik ditengah kamu dan seandainya segala persoalan diselesaikan dengan musyawarah diantara sesama kamu, maka hidup dipunggung bumi lebih menyenangkan daripada bekubur didalamnya.”.

Kisah Nabi Muhammad Dan Gunung Uhud

Pada zaman dahulu ada kisah saat Nabi Muhammad menghadapi serbuan dari parakaum musyrikin yang mengerahkan tiga ribu pasukannya ke gunung uhud, sementara Nabi Muhammad hanya didukung oleh pasukan yang sangat kecil yang berjumlah tujuh ratus lima puluh orang, namun Nabi Muhammad sudah mengatur strategi yang sangat jitu untuk menghadapi pasukan kaum musyrikin. Nabi Muhammad menempatkan lima puluh pasukan yang ahli memanah dipuncak sebuah bukit yang berada tepat dibelakang pasukannya.
Kisah Nabi Muhammad Dan Gunung Uhud
Nabi muhammad berpesan pada semua pasukan yang ahli memanah “lindungilah punggung kami. Apa pun yang terjadi, jangan bergeser dari tempat kalian. Barangkali nanti kami berhasil menerobos pasukan musuh dan menghancurkan mereka, jangan kalian terpancing untuk turun dari bukit. Begitu juga bila mereka sempat mengacau balaukan pasukan kami, tidak usah kalian datang untuk membantu atau bertempur satu lawan satu.
Tugas kalian sudah sangat jelas, bidiklah kuda musuh dengan anak panah kalian karena kuda tak kan sanggup mengelakkan diri dari serangan anak panah.” Namun pasukan pemanah tak menghiraukan apa yang dipesankan dan diperintahkan Nabi Muhammad pada mereka semua, mereka justru turun dari bukit dan sibuk menggempur dan menjarah harta rampasan dari kaum musyrikin saat tentara kaum musyrikin mulai dikucar-kacirkan oleh para tentara islam.

Kekalahan kaum muslimin akibat menyeleweng dari Perintah Rasulullah

Khalid bin Walid yang saat itu memimpin tentara kaum musyrikin dari sisi sayap kanan bersama dengan ikrimah bin abi jahal yang memimpin dari sayap kiri dengan mudahnya menyerang dan menggempur pos pemanah yang ditinggalkan sebagian besar petugas yang di tugaskan disana, dan dalam sekejap bisa disapu bersih dan tentara islam mengalami kekalahan karena diserbu oleh pasukan musuh dari garis belakang.
Untunglah Nabi Muhammad selaku panglima perang yang memimpin tetap tegar berdiri di tengah medan peperangan dan menyerukan agar peperangan dilanjutkan, walaupun tubuh mulia dari sang nabi terluka. Semua pasukan islam yang sudah tercerai-berai mulai sedikit demi sedikit menghimpun kekuatan dibawah komando Nabi Muhammad.

Para pasukan islam kini tidak berani menyeleweng lagi dari perintah Nabi Muhammad. Maka, karena kedisiplinan dan kekompakan pasukan islam, tentara musyrikin yang dipinpin oleh Abu sufyan berhasil dicegah dan mengurungkan niatnya untuk menduduki kota madinah.

Itulah salah satu keluhuran dari Nabi Muhammad yang selalu terkenang sepanjang masa dan harus menjadi contoh bagi umat islam yang lain, bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu telah berusaha untuk mengubah nasibnya sendiri. Memang ke menangan dan ke kalahan hakikatnya adalah milik Allah dan dari Allah, namun dalam menjatuhkan semau Takdirnya Allah tidak pernah sewenang-wenang walaupun Allah memiliki kewenangan.

Namun pemimpin dari pasukan muslimin tidak langsung mengiyakan ataupun menolak genjatan senjata yang diminta oleh para kaum parsi, dan pemimpin islam mejawab “akan saya musyawarahkan dulu dengan anak buah saya” panglima dari parsi sangat heran dengan jawaban yang diberikan oleh panglima pasukan islam, dan dengan masih terheran-heran panglima pars menegur “saya tidak mau menjadi panglima bagi orang yang saya ajak bermusyawarah.” Panglima pemimpin islam pun menjawab “saya pun tidak mau menjadi panglima bagi orang yang tidak suka bermusyawarah dengan saya, musyawarah sangatlah penting karena musyawarah adalah landasan agama islam. Dan siapapun yang tidak mau bermusyawarah berarti ia membangkan dari ajaran islam.”.

Kerinduan kepada Rasulullah

Tak pernah bosan rasanya jika kita selalu mengingat kisah dan teladan Rasulullah yang sangat luhur dan sangat mulia, semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah dan dijauhkan dari semua orang- orang yang berniat jahat kepada kita.
semoga kelak dihari kiamat kita mendapatkan petolongan dan syafaat dari nabi dan Rasul idola seluruh umat islam. Semoga kita selalu diberi ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi semua cobaan dan ujian yang diberikan Allah. Allah berfirman yang artinya : “apakah manusia menyangka mereka akan dibiarkan begitu saja mengatakan kami beriman tanpa di uji keimanannya? Sungguh kami uji orang-orang sebelum mereka sehingga Allah tahu siapa diantara mereka yang betiul-betul beriman dan siapa pula yang hanya pendusta-pendusta belaka. ”. (Q.S. Al-Ankabut : 283).
Untuk itulah kita harus senantiasa ihlas menjalani setiap cobaan yang Allah berikan pada kita dan seberat apapun cobaan itu, kerena Allah mengetahui sampai dimana batas kemampuan kita, dan Allah tidak akan pernah membrikan cobaan diluar batas kemampuan hambanya. Kita sebagai manusia hanya bisa menjalankan dan berdo’a agar kita selalu tetap dalam iman dan islam. Terimaksih semoga apa yang saya sampaikan bisa bermanfaat dan bisa menjadikan kita untuk lebih taat kepada Allah dan selalu berada dalam lindungan Allah.
Posting Komentar

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan sopan dan sesuai dengan topik pembahasan