Kisah Teladan Rasulullah Sebagai Nabi Akhir Zaman
sudah bukan saatnya lagi bahwa seorang
Rasul yang di utus untuk menjadi penyelamat dan rahmat bagi seluruh umat pada
akhir zaman ini, membuat terpukau dengan semua keajaiban-keajaiban yang
irasional dan tak masuk akal, seperti mukjizat-mukjizat para nabi yang
terdahulu, ada yang bisa menyibak jalan ditengah samudera yang sangat luas, ada
yang diberi mu’jizat mampu menghidupkan orang yang sudah meninggal, ada yang
bisa menyembuhkan penyakit kusta, ada juga yang bisa merubah tongkat menjadi
sebuah ular yang sangat besar dan masih banyak lagi mu’jizat yang Allah berikan
pada para Nabi.
Sifat Kesahajaan Rasulullah
Namun yang paling mencolok dari Baginda Rasul Muhammad SAW justru bukan mu’jizat-mu’jizat yang sangat irasional, namun justru sifat kesahajaan tindak-tanduk perilaku dan sifat kebapakannya. Jika kepribadian dan cara hidup Rasulullah bisa di ikuti dan di jalani para pemimpin-pemimpin sesudahnya, alangkah bahagia dan indahnya semua kehidupan manusia di muka bumi ini. Seperti yang diceritakan dalam hadits yang artinya : “seandainya orang-orang kayamu adalah yang paling dermawan di antaramu, seandainya para pemimpinmu adalah yang paling baik ditengah kamu dan seandainya segala persoalan diselesaikan dengan musyawarah diantara sesama kamu, maka hidup dipunggung bumi lebih menyenangkan daripada bekubur didalamnya.”.Baca juga : perbedaan sasaran sifat Rahman dan Rahim ALLAH
Pada zaman dahulu ada
kisah saat Nabi Muhammad menghadapi serbuan dari parakaum musyrikin yang
mengerahkan tiga ribu pasukannya ke gunung uhud, sementara Nabi Muhammad hanya
didukung oleh pasukan yang sangat kecil yang berjumlah tujuh ratus lima puluh
orang, namun Nabi Muhammad sudah mengatur strategi yang sangat jitu untuk
menghadapi pasukan kaum musyrikin. Nabi Muhammad menempatkan lima puluh pasukan
yang ahli memanah dipuncak sebuah bukit yang berada tepat dibelakang
pasukannya.
Nabi muhammad berpesan pada semua pasukan yang ahli memanah “lindungilah punggung kami. Apa pun yang terjadi,
jangan bergeser dari tempat kalian. Barangkali nanti kami berhasil menerobos
pasukan musuh dan menghancurkan mereka, jangan kalian terpancing untuk turun
dari bukit. Begitu juga bila mereka sempat mengacau balaukan pasukan kami,
tidak usah kalian datang untuk membantu atau bertempur satu lawan satu.
Tugas
kalian sudah sangat jelas, bidiklah kuda musuh dengan anak panah kalian karena
kuda tak kan sanggup mengelakkan diri dari serangan anak panah.” Namun
pasukan pemanah tak menghiraukan apa yang dipesankan dan diperintahkan Nabi
Muhammad pada mereka semua, mereka justru turun dari bukit dan sibuk menggempur
dan menjarah harta rampasan dari kaum musyrikin saat tentara kaum musyrikin
mulai dikucar-kacirkan oleh para tentara islam.
Kekalahan kaum muslimin akibat menyeleweng dari Perintah Rasulullah
Khalid bin Walid yang saat itu
memimpin tentara kaum musyrikin dari sisi sayap kanan bersama dengan ikrimah
bin abi jahal yang memimpin dari sayap kiri dengan mudahnya menyerang dan
menggempur pos pemanah yang ditinggalkan sebagian besar petugas yang di
tugaskan disana, dan dalam sekejap bisa disapu bersih dan tentara islam
mengalami kekalahan karena diserbu oleh pasukan musuh dari garis belakang.
Untunglah Nabi Muhammad selaku panglima perang yang memimpin tetap tegar
berdiri di tengah medan peperangan dan menyerukan agar peperangan dilanjutkan,
walaupun tubuh mulia dari sang nabi terluka. Semua pasukan islam yang sudah
tercerai-berai mulai sedikit demi sedikit menghimpun kekuatan dibawah komando
Nabi Muhammad.
Para pasukan islam kini tidak berani menyeleweng lagi dari perintah
Nabi Muhammad. Maka, karena kedisiplinan dan kekompakan pasukan islam, tentara
musyrikin yang dipinpin oleh Abu sufyan berhasil dicegah dan mengurungkan
niatnya untuk menduduki kota madinah.
Itulah salah satu
keluhuran dari Nabi Muhammad yang selalu terkenang sepanjang masa dan harus
menjadi contoh bagi umat islam yang lain, bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu
kaum kecuali kaum itu telah berusaha untuk mengubah nasibnya sendiri. Memang ke
menangan dan ke kalahan hakikatnya adalah milik Allah dan dari Allah, namun
dalam menjatuhkan semau Takdirnya Allah tidak pernah sewenang-wenang walaupun
Allah memiliki kewenang untuk berbuat sewenang-wenang.
Rabi’ah Al-adawiyah
berpendapat bahwa yang dalam pengabdiannya pada Tuhan semata-mata hanya berdasarkan
cinta, kekuatan orang yang menghamba pada Tuhan justru terletak pada sikap
kepasrahan dan kepatuhan terhadap semua ketentuan dan hukum-Nya, yakni dengan
selalu bekerja keras tanpa mengenal kata putus asa, karena mereka meyakini
bahwa tidak ada yang pantas berputus asa kecuali orang yang mengingkari-Nya.
Ketekunan dalam berusaha dan bertawakal inilah yag disebut sebagai annizham atau disiplin oleh sayyidina
Ali bin Abi Thallaib. Ia berkata : “kebenaran
yang tidak berdisiplin akan dikalahkan oleh kebatilan yang berdisiplin.”.
Namun walaupun begitu annizham bukanlah
kepatuhan yang membabi buta, melainkan ketaatang yang lahir dari kesepakatang
yang telah disepakati bersama. Contohnya bisa kita ungkap dalam peperangan
dahsyat antara tentara muslimin dan tentara dari pasukan parsi. Dalam
peperangan tiba-tiba panglima parsi menghentikan pertempuran dan meminta
genjatan senjata pada kaum muslimin.
Namun pemimpin dari pasukan muslimin tidak
langsung mengiyakan ataupun menolak genjatan senjata yang diminta oleh para
kaum parsi, dan pemimpin islam mejawab “akan
saya musyawarahkan dulu dengan anak buah saya” panglima dari parsi sangat heran dengan
jawaban yang diberikan oleh panglima pasukan islam, dan dengan masih
terheran-heran panglima pars menegur “saya tidak mau menjadi panglima bagi orang
yang saya ajak bermusyawarah.” Panglima pemimpin islam pun menjawab “saya pun tidak mau menjadi panglima bagi
orang yang tidak suka bermusyawarah dengan saya, musyawarah sangatlah penting karena musyawarah adalah landasan agama
islam. Dan siapapun yang tidak mau bermusyawarah berarti ia membangkan dari
ajaran islam.”.
Kerinduan kepada Rasulullah
Tak pernah bosan
rasanya jika kita selalu mengingat kisah dan teladan Rasulullah yang sangat
luhur dan sangat mulia, semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah dan
dijauhkan dari semua orang- orang yang berniat jahat kepada kita.
semoga
kelak dihari kiamat kita mendapatkan petolongan dan syafaat dari nabi dan Rasul
idola seluruh umat islam. Semoga kita selalu diberi ketabahan dan kesabaran
dalam menghadapi semua cobaan dan ujian yang diberikan Allah. Allah berfirman yang artinya : “apakah manusia menyangka mereka akan
dibiarkan begitu saja mengatakan kami beriman tanpa di uji keimanannya? Sungguh
kami uji orang-orang sebelum mereka sehingga Allah tahu siapa diantara mereka
yang betiul-betul beriman dan siapa pula yang hanya pendusta-pendusta belaka. ”. (Q.S. Al-Ankabut : 283).
Untuk itulah
kita harus senantiasa ihlas menjalani setiap cobaan yang Allah berikan pada
kita dan seberat apapun cobaan itu, kerena Allah mengetahui sampai dimana batas
kemampuan kita, dan Allah tidak akan pernah membrikan cobaan diluar batas
kemampuan hambanya. Kita sebagai manusia hanya bisa menjalankan dan berdo’a
agar kita selalu tetap dalam iman dan islam. Terimaksih semoga apa yang saya
sampaikan bisa bermanfaat dan bisa menjadikan kita untuk lebih taat kepada
Allah dan selalu berada dalam lindungan Allah.