la5cdBVcJFaCKClaZd870wvmwrwziXBkFqlQB4ZQ
Bookmark

Makalah Model Pendidikan Dan Pembelajaran Islam

Model Pendidikan & Pembelajaran Islam

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Semester III

Mata kuliah: Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Dr. H. Ihsan, M.Ag

Makalah Model Pendidikan Dan Pembelajaran Islam

Disusun oleh:

Purnomo (1410120067)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

PROGRAM STUDI TARBIYAH JURUSAN PAI

TAHUN 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. latar belakang

Pembelajaran merupakan sebuah hal yang teramat penting dalam kehidupan manusia. Pembelajaran memiliki fungsi utama sebagai penurunan nilai dan norma dari orang tua kepada anak juga sebagai penyalur atau transfer ilmu dan informasi dari tenaga pendidik kepada para peserta didik. Pada hakikatnya pembelajaran ini dapat kita artikan sebagai sebuah kegiatan belajar mengajar yang melibatkan berbagai komponen yang terkait seperti tenaga pendidik, peserta didik dan juga komponen lainnya. Dan sebelum memulai mengajar biasanya kita akan memulai menyusun model pembelajaran terlebih dahulu. Jika kita melihat kenyataan saat ini pembelajaran ini telah mengalami perkembangan dan telah sedemikian bervariasi di masyarakat. Sehingga dengannya perlu untuk kita klasifikasikan berdasarkan ciri-ciri khusus yang terdapat padanya. Sedangkan Pendidikan merupakan salah satu tempat yang dapat mewujudkan peningkatan sumber daya manusia sebagai tenaga terdidik dan terampil.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Model Pembelajaran?

2. Apa sajakah Jenis-Jenis Model Pembelajaran?

3. Apa Model Pendidikan Islam Itu?

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian model pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu model pembelajaran. Dimana dengan model pembelajaran tersebut siswa bisa lebih aktif di dalam kelas dan nantinya dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. Seorang guru (pengajar) yang bertugas sebagai fasilitator harus pandai memilih model pembelajaran yang cocok dengan karakteristik siswanya.

Baca: MAKALAH GURU PAI DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Dalam Islam, proses pendidikan yang Islami secara tidak langsung telah diajarkan oleh Rasulullah sebagi suri tauladan bagi umatnya. Semua yang dilakukan oleh Nabi adalah contoh proses pendidikan Islam yang mengajarkan semua aspek kehidupan menuju kearah perbaikan hidup di dunia dan akhirat. Sedangkan tugas manusia adalah menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dengan melalui proses pendidikan (Islam) sebab dalam kegiatan tersebut mengandung ajakan, perintah serata pemberian contoh yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik, baik dalm dunia pendidikan maupun dalam kehidupan sosial.

Sebagimana firman Allah dalam Qs. An-Nahl ayat: 125.

Ayat tersebut memberikan pemahaman bahwa manusia diperintahkan untuk menyampaikan ajaran Islam melalui proses pendidikan dengan cara bi al- hikmah (kebaikan), yakni dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik. Jika tingkat kemampuan siswa tinggi maka metode yang digunakan lebih menggunakan pada akal atau penalaran. Apabila tingkat kemampuannya rendah maka metode yang digunakan adalah dengan maw’idhah (ceramah) dan apabila tingkat kemampuan siswa itu sedang maka dengan menggunakan metode almujadalah (berdiskusi / tanya jawab). Hal ini diharapkan agar dalam proses pembelajaran dapat lebih mudah difahami dan dimengerti oleh peserta didik sehingga dalam kegiatan pembalajaran dapat berjalan dengan optimal.

Model menurut bahasa berarti pola yang menjadi contoh atau acuan (Diknas KBBI: 2008). Apabila disinergikan dengan kata pembelajaran, maka menjadi model pembelajaran yang berarti pola yang menjadi contoh acuan dalam proses usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membantu peserta didik dalam rangka melakukan kegiatan belajar. Dimana proses usaha yang dilakukan oleh pendidik tersebut meliputi berbagai macam perangkat pembelajaran seperti pendekatan, strategi, metode teknik pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi ajar evaluasi dan lain-lain.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992). Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Secara singkat model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran.

2. Jenis-jenis model pembelajaran

Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa diantaranya [[1]]adalah:

1) Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Model Pembelajaran Kooperatif (Coorperative learning) menurut Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, (2010:67) merupakan model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.

Baca: MAKALAH KODE ETIK GURU

Beberapa Tipe dari Model Pembelajaran kooperatif ini diantaranya yaitu :

Role Playing

Dalam buku Pembelajaran Kontekstual (Komalasari : 2010) Model Pembelajaran Role Playing adalah suatu tipe Model pembelajaran Pelayanan (Sercvice Learning). Model pembelajaran ini adalah suatu model penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan murid.

Problem Based Intruction (PBI)

Problem-based instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik. Dalam pemerolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah.

Mind Mapping (Peta pikiran)

Mind mapping (peta pikiran) merupakan cara mencatat yang menye- nangkan, cara mudah untuk menyerap dan mengeluarkan informasi dan ide baru dalam otak (Buzan, 2007: 4). Mind mapping menggunakan warna, simbol, kata, garis lengkung dan gambar yang sesuai dengan cara kerja otak.

Change of pairs (Tukar pasangan)

Model pembelajaran Bertukar Pasangan termasuk pembelajaran dengan tingkat mobilitas cukup tinggi, di mana siswa akan bertukar pasangan dengan pasangan lainnya dan nantinya harus kembali ke pasangan semula/pertamanya.

Group Investigation

Group Investigationn merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.

Group to arround (keliling kelompok)

Model pembelajaran kooperatif tipe go around sebenarnya adalah variasi dari model pembelajaran kooperatif tipe group investigasi.

Snowball Throwing

Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Menurut Saminanto, metode pembelajaran Snowball Throwing disebut juga metode pembelajaran gelundungan bola salju. Metode pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.

Numbered Heads Together

Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas.

Baca: Hadits Tujuan Pendidikan

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini siswa dikelompokkan ke dalam kelompok kecil yang disebut tim. Kemudian seluruh kelas diberikan presentasi materi pelajaran. Siswa kemudian diberikan tes. Nilai-nilai individu digabungkan menjadi nilai tim. Pada model pembelajaran kooperatif tipe ini walaupun siswa dites secara individual, siswa tetap dipacu untuk bekerja sama untuk meningkatkan kinerja dan prestasi timnya.

Team Game Tournament (TGT)

Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Jigsaw

Model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie ( 1993: 73), bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.

2) Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) [[2]]merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah (Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, 2010:39).

Baca: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) FIQIH KETENTUAN SUJUD SAHWI

Di samping itu, model pembelajaran langsung ini pada dasarnya bisa dan sangat cocok diterapkan apabila mendapati situasi yang memungkinkan di antaranya seperti berikut ini :

• Saat guru ingin mencoba mengenalkan bidang pembelajaran baru.

• Saat guru ingin mencoba mengajari keterampilan kepada siswa ataupun mengajari prosedur yang mempunyai struktur jelas.

• Saat para siswa mendapati kesulitan yang bisa diatasi dengan sebuah penjelasan terstruktur.

• Saat guru ingin menyampaikan teknik tertentu sebelum para peserta didik melakukan kegiatan praktek.

• Saat guru menginginkan para siswa tertarik akan suatu topik.

3) Model Pembelajaran Terpadu

Model Pembelajaran Terpadu menurut Sugianto (2009:124) pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya.

4) Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL)

Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL) menurut Sugianto (2009:151) dirancang untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti meningkatkan keterampilan intelektual dan investigative, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri.

5) Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition-CIRC (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis) merupakan model pembelajaran khusus Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok, pokok pikiran atau,tema sebuah wacana/kliping.

Baca: Pengertian, Latar belakang, Ruang lingkup Dan Pentingnya Kurikulum Bagi Guru

Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk pemahaman yang dan pengalaman belajar yang lama. Model pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi sosial dengan lingkungan.

6) Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)

Model Missouri Mathematics Project ( MMP ) merupakan suatu program yang di desain untuk membantu guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan – latihan agar siswa mencapai peningkatan yang luar biasa. Latihan – latihan yang dimaksud yaitu lembar tugas proyek, dimana pada saat kegiatan belajar mengajar guru memberikan tugas proyek kepada siswa agar siswa dapat mengerjakan soal – soal tersebut dengan tujuan untuk membantu siswa agar lebih mudah memahami materi yang dijelaskan oleh Guru.

3. Model pendidikan islam

Pada awal mulanya, Allah pun sudah mengajarkan kepada kita suatu model pembelajaran kepada kita melalui umat-umat yang terdahulu, salah satunya adalah melalui turunnya al-qur’an pertama kali yang diberikan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, yaitu suatu ayat yang berbunyi Iqro’ (bacalah). Pada ayat inilah Allah memperikan contoh model pendidikan kepada kita melalui perintah membaca kepada Nabi Muhammad yang di instruksikan Oleh malaikat Jibril.

Baca: OBYEK PENDIDIKAN ISLAM DALAM QS. AS-SYU’ARA AYAT 214

Pendidikan Islam dapat kita kembangkan menjadi suatu agent of technologically and culturally motivating resources dalam berbagai model yang mampu mendobrak pola pikir tradisional yang pada dasarnya dogmatis, kurang dinamis, dan berkembang secara bebas. Pada prinsipnya nilai-nilai Islam tidak mengekang atau membelenggu pola pikir manusia dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan. Relevan dengan hal tersebut adalah kemampuan berijtihad dalam segala bidang ilmu pengetahuan perlu dikembangkan terus-menerus. Yang menjadi permasalahan adalah tentang bagaimana kita membudidayakan ide-ide dan konsep-konsep keilmiahan yang bersumberkan kitab suci Alquran ke dalam educational engineering yang operasional dan fungsional sehingga dapat mengacu ke dalam perkembangan masyarakat yang makin dinamis.

Proses dialogis antara agama dan iptek harus dilangsungkan terus-menerus untuk membangun struktur dan kultur kehidupan stabil dan damai yang bersendikan iman dan takwa kepada Tuhan seru sekalian alam.

Peranan maksilmalnya mendasari dan memotivasi perkembangan iptek dengan iman, Islam, dan ihsan sehingga ia mengabdikan kepada kepentingan hidup manusia buka sebaliknya, manusia mengabdi kepada iptek.

Orientasi dasar pendidikan Islam, yang diletakkan oleh Rasulullah pada awal risalahnya ialah menumbuhkembangkan sistem kehidupan sosial yang penuh kebajikan dan kemakmuran (dengan amal saleh), meratakan kehidupan ekonomi yang bertumpu pada nilai-nilai moral tinggi; dan berorientasi kepada kebutuhan pendidikan yang mengembangkan daya kreativitas dan pola pikir intelektual bagi terbinanya tekno-sosial yang berkeadilan dan berkemakmuran. Ketiga dimensi oerientasi dasar tersebut menjadi modal pokok untuk mendinamisasikan umat manusia pada kurun waktu permulaan sejarah pendidikan Islam, yaitu pada zaman Nabi dan sahabat besar Nabi (khulafa’ ar-rasyidun). Pendidikan Islam benar-benar menggugah potensi alami manusia yang suci bersih sehingga mengacu kepada tuntutan aspiratif yang bercitra Ilahiah dan insaniah. Pendidikan Islam pada masa itu mampu menjadikan kaum muslimin sebagai pelaku positif terhadpa pembangunan diri pribadi dan masyarakatnya sehingga self-propelling dalam proses mencapai baldatun thoyibatun wa rabbun ghafur.

Menurut al-Ghazali, secara potensial pengetahuan itu telah eksis dalam jiwa manusia bagaikan benih yang ada di dalam tanah. Ia memandang bahwa sistem perkembangan kemampuan rasionalitas itu berdasarkan pola keseimbangan dengan kekuasaan Tuhan dan keseimbangan penalaran dengan pengalaman mistik yang memberikan ruang bagi bekerjanya rasio, serta keseimbangan antara berpikir edukatif dengan pengalaman empiris manusia.

Ibnu Khaldun berpandangan serupa dengan al-Ghazali. Menurutnya akal pikiran (rasio) merupakan kekuatan menciptakan kehidupan dan kerja sama dengan anggota-anggota masyarakat serta untuk menerima wahyu Tuhan melalui Rasul-Nya. Akal pikiran itulah yang menjadi dasar bagi kegiatan belajarnya. Ibnu Sina yang berpandangan idealistis dalam pendidikan lebih menekankan pembinaan akhlak atau moralitas. Namun dalam operasionalisasi kependidikan ia berpaham empiris.

Lebih lanjut Muhammad Abduh lebih mengedepankan kemampuan rasional dalam proses pemahaman ajaran Islam melalui pendidikan. Ia memandang bahwa peranan sistem pendidikan besar sekali bagi proses modernisasi kehidupan umat Islam. Pendidikan harus didasari dengan moral dan agama. Pendidikan agama diintegrasikan ke dalam ilmu pendidikan agama. Pendidikan dipandang sebagai alat yang paling efektif untuk mengadakan pembaruan atau perubahan.

Pokoknya semua ilmu duniawi dan ukhrawi diintegrasikan menjadi satu ilmu pengetahuan yang bulat, karena ilmu pengetahuan pada hakekatnya berasal dari Tuhan.

“ dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi yang Maha mengetahui”. (QS. Yusuf: 76)

“ Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”(QS. Al-Alaq: 5)

Umat Islam harus mengubah sikap pandangannya yang lama, yaitu dari pandangan terhadap lembaga pendidikan Islam hanya sebagai gudang ilmu atau transfer dan transmisi cultural menjadi sentra pengolahan ilmu yang alamiah dan ilmiah yang mengacu kepada tuntutan masyarakat yang thoyibah warabbun ghafur dapat terwujud.

Pandangan falsafah pendidikan islam

Dengan memperhatikan potensi psikologis dan pedagogis manusia anugerah Allah, model pendidikan Islam seharusnya berorientasi kepada pandangan falsafah sebagai berikut.

1. Filosofis

FILOSOFIS memandang manusia didik adalah hamba Tuhan yang diberi kemampuan fitrah, dinamis, dan sosial-religius serta yang psiko-fisik.

2. Etimologis

Potensi berilmu pengetahuan yang berpijak pada iman dan berilmu pengetahuan untuk menegakkan iman yang bertauhid, yang basyariyah dharuriah, manjadi shibghah manusia muslim sejati berderajat mulia.

3. Pedagogis

Manusia adalah makhluk belajar sejak dari ayunan sampai liang lahat yang proses perkembangannya didasari nilai-nilai islami yang dialogis terhadap tuntutan Tuhan dan tuntutan perubahan sosial, lebih cenderung kepada pola hidup yang harmonis antara kepentingan duniawi dan ukhrawi, serta kemampuan belajarnya disemangati oleh misi kekhalifahan di muka bumi.

Secara kurikuler model pendidikan tersebut didesain menjadi:

1. Content

Lebih di fokuskan pada permasalahan sosiokultural masa kini untuk diproyeksikan ke masa depan, dengan kemampuan anak didik mengungkapkan tujuan dan nilai-nilai yang inheren dengan tuntutan Tuhan.

2. Pendidik

Bertanggung jawab terhadap penciptaan situasi komunitas yang dialogis interdependen dan terpercaya.

3. Anak didik

Dalam proses belajar mengajar melakukan hubungan dialogis dengan yang lain.

Jadi, corak belajar demikian adalah bersifat inovatif bukan belajar melestarikan apa yang ada, konservatif dan pasif serta dogmatis.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

· Model Pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk melaksanakan proses pembelajaran.

· Jenis-jenis Model Pembelajaran:

1. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

2. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

3. Model Pembelajaran Terpadu

4. Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL)

5. Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

6. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)

· Pendidikan Islam harus mengubah sikap pandangannya yang lama, yaitu dari pandangan terhadap lembaga pendidikan Islam hanya sebagai gudang ilmu atau transfer dan transmisi cultural menjadi sentra pengolahan ilmu yang alamiah dan ilmiah yang mengacu kepada tuntutan masyarakat yang thoyibah warabbun ghafur dapat terwujud.Oleh karena itu, berbagai model pendidikan Islam yang berorientasi perspektif ke masa depan merupakan jawaban yang tepat guna.

DAFTAR PUSTAKA

Miftakhul huda,model-model pengajaran dan pembelajaran,pustaka pelajar.Yogyakarta.2013

Ilmu Pendidikan Islam II. Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997. http://sumut.kemenag.go.id/ di akses 18 Maret 2013

http://sakinahninaarz009.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-jenis-dan-langkah-langkah.html

duxhusna.blogspot.co.id/2011/08/pendidikan-komprehensif-dengan-inovasi.html

Ilmu Pendidikan Islam II. Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997. http://sumut.kemenag.go.id/ di akses 18 Maret 2013

http://sakinahninaarz009.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-jenis-dan-langkah-langkah.html

Posting Komentar

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan sopan dan sesuai dengan topik pembahasan